Manusia itu berbeda-beda ujiannya.
Ada yang diuji dengan kekayaannya. Maka ketika ia merasa kaya, ia akan sombong dengan kekayaannya dan meremehkan orang lain yang menurutnya tidak lebih kaya darinya.
Manusia itu berbeda-beda ujiannya.
Ada yang diuji dengan fisiknya. Maka ketika ia merasa tampan/cantik, ia akan sombong dengan parasnya dan meremehkan orang lain yang menurutnya biasa-biasa saja.
Manusia itu berbeda-beda ujiannya.
Ada yang diuji dengan ibadahnya. Maka ketika ia merasa rajin beribadah, ia akan sombong dengan ibadahnya dan meremehkan orang lain yang menurutnya tidak lebih rajin darinya.
Manusia itu berbeda-beda ujiannya.
Ada yang diuji dengan kekuasaannya. Maka ketika ia mendapatkan kuasa, ia akan sombong dengan kuasanya dan meremehkan orang lain yang berada di bawahnya tanpa memikirkan tanggung jawabnya kepada mereka.
Manusia itu berbeda-beda ujiannya.
Ada yang diuji dengan keluarganya. Maka ketika ia merasa keluarganya baik-baik saja, ia akan sombong dengan keluarganya tanpa memikirkan tetangganya yang mungkin jarang ia sapa.
Manusia itu berbeda-beda ujiannya.
Ada yang diuji dengan kecerdasannya. Maka ketika ia merasa pandai, ia akan sombong dengan prestasinya dan meremehkan orang lain yang hanya bisa itu-itu saja.
Manusia itu berbeda-beda ujiannya.
Ada yang diuji dengan kesehatannya. Maka ketika ia merasa baik-baik saja, ia akan sombong dengan usianya dan tidak ia manfaatkan untuk mempersiapkan akhir hayatnya.
Sifat sombong adalah pangkal dari diturunkannya iblis dari surga. Maka, jika kita merasa baik-baik saja, berhati-hatilah, selama umur masih ada, tidak salahnya pikirkan kembali apa tujuan akhir kita.
Semoga kita dijauhkan dari sifat buruk ini. Aamiin.