Menyambut dua bidadari di Belanda

Menyambut dua bidadari di Belanda

Alhamdulillah, setelah melalui penantian lama selama 2 tahun tidak bertemu,  senang rasanya bisa bertemu kembali Ibunda tercinta dan Ibu mertua yang datang ke Belanda.

Tiba di bandara Schiphol

Sebuah perjalanan yang panjang dari bandara Achmad Yani di Semarang menuju bandara Schiphol, Amsterdam. Perjalanan dimulai dari bandara Achmad Yani pukul 15:30 WIB selama 1 jam sepuluh menit menuju bandara international Soekarno Hatta menaiki Garuda Indonesia. Kemudian dilanjutkan pesawat Garuda dengan penerbangan GA-88 menuju Amsterdam pukul 20:55 WIB. Sempat terjadi delay di Achmad Yani selama 30 menit, dan ini sudah kita antisipasi sebelumnya dengan mengambil jarak penerbangan antara keduanya (Semarang-Jakarta, Jakarta-Amsterdam) selama 2 jam. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar sesampainya di terminal 3, Soekarno Hatta, Jakarta.

Di Jakarta, orang tua kami bisa bersantai walau tidak lama. Hal ini dikarenakan proses pengambilan bagasi yang tidak sebentar di bandara. Untungnya tiba di terminal yang sama untuk keberangkatan ke Amsterdam (terminal 3), sehingga tidak kuatir jika orang tua harus bolak balik antar terminal.

Untuk pesawat garuda, proses check-in bisa dilakukan 24 – 4 jam sebelum keberangkatan. Di proses check-in ini kita juga bisa memastikan posisi kursi untuk orang tua, sehingga bisa mendapatkan spot jendela pesawat agar proses penerbangan lebih menyenangkan. Setelah itu orang tua mengambil boarding pass di counter Garuda dan menimbang bagasi. Untuk penerbangan internasional, total berat bagasi adalah 30 kg dan total berat kabin adalah 7 kg. Alhamdulillah koper-koper semuanya tidak berlebih (overload) sehingga tinggal naik ke pesawat, dan menikmati perjalanan selama kurang lebih 17 jam.

Sesampainya di Schiphol pada pukul 08:16 waktu setempat, orang tua harus menghadapi petugas imigrasi terlebih dahulu. Ibu dan Ibu mertua saya memang tidak fasih berbahasa, oleh karenaitu sudah kami bekali surat sakti yang menyatakan bahwa saya (atas nama orang tua) menyatakan maksud dan tujuan orang tua datang ke Belanda. Surat ini sangat penting, karena sempat ada orang tua sahabat yang lupa memberikan surat ini ke petugas imigrasi, sehingga orang tuanya sempat tertahan selama 1 jam (tidak boleh masuk lobby). Sampai akhirnya Ibunya teringat bahwa suratnya terselip di bagian dalam tas, dan akhirnya setelah dibaca oleh petugas imigrasi, sang Ibu tersebut diijinkan masuk.

Jika sekiranya diperlukan, begininya format surat sakti yang saya buat:

Dear Officer,

The person who is holding this letter is my mother and she is not able to speak English. Therefore, on behalf of the person, I ‘Mega Bagus Herlambang’ write this letter to inform any information regarding the person’s visit to The Netherlands.

Name : (Nama orang tua)
Date of birth : (TTL orang tua)
Business : Visit a family in Groningen, The Netherlands
Address in The Netherlands : (Alamat di Belanda)
Relationship : My mother

If there is any question regarding the person, do not hesitate to call me on this phone number: xxx.

Best regards,

(Nama Anda)

Alhamdulillah, begitu orang tua menunjukkan surat sakti ini, petugas imigrasi langsung menginjinkan lewat tanpa bertanya sama sekali.

Orang tua kami pun setelah keluar melalui pintu kedatangan menunggu kami selama kurang lebih 15 menit, karena kami masih dalam perjalanan dari Groningen.

Alhamdulillah, setelah bertemu kami sempatkan foto di depan Bandara.

Foto di depan Schiphol

Yang terpenting semuanya sampai dengan selamat dan dalam kondisi sehat. Alhamdulillah..

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments